Terhitung sudah empat kesempatan wisuda yang gue lewatkan begitu saja. Sedih pasti sedih banget rasanya. Merasa menjadi pribadi yang nggak disiplin, nggak punya prioritas, dan gak peduli sama masa depan.
Hari ini, 22 Agustus 2015 Wisuda ke 97, di mana besok 23 Agustus, gue pake toga sama kayak yang lainnya. Tapi ah, kenapa ini. Kenapa gue sepayah ini. Dulu, jaman masih semeter 6, gue bisa kuliah, organisasi, dan kerja dalam waktu bersamaan. Tapi sekarang, yang di rumah cuma mantengin laptop aja ngaretnya sampe setahun. Beberapa job mesti ditolakin, litbang kompas udah lebih dari lima kali nelponin, tempat les NF juga udah nerima gue sebagai pengajar di sana, gue tolak juga. Belum lama, mau direkomendasiin jadi kurator bahasa di liputan6.com sama senior, tapi gak bisa gue ambil. Demi... Gusti, ampuni hamba.....
Sementara keadaan di rumah lagi panas, gue belum kunjung sidang, adek gue pun gagal masuk PTN. Duh gusti nu agung, hampura pisan...
Tentu yang bikin gue sedih adalah orangtua. Mereka menaruh harapan besar ke gue, tapi harapan itu seperti nguap gitu aja, kalah sama kemalesan gue.
Gagal Wisuda (lagi)
Ema Fitriyani
Saturday, August 22, 2015
Ema Fitriyani
Hai, saya Ema Fitriyani. Seorang buruh digital, pengguna setia Commuter Line, penyuka drama Korea, dan sering curhat di blog! Selamat membaca :)
Related Articles
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment